Dari Anas bin Malik ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw dalam Perang Uhud terkucilkan bersama tujuh orang dari kalangan Ansar dan dua orang dari kalangan Muhajirin.
Ketika pasukan musyrik mengejar beliau, beliau bersabda “Siapakah yang mau mengusir mereka dari kita, dan baginya surga”
Maka majulah seorang lelaki dari kalangan ansar yang langsung bertempur hingga gugur. Demikianlah seterusnya hingga gugur tujuh orang.
Seorang tokoh musyrik Ubay bin Khallaf maju ke medan perang dengan memakai topi besi yang menutupi seluruh kepala nya seraya berkata “Aku tidak akan selamat jika Muhammad selamat”. Lalu dia langsung maju kea rah Rasulullah dengan maksud membunuhnya tetapi dihadang oleh Mush’ab bin Umair untuk melindungi Rasulullah dengan dirinya hingga gugur.
Ketika Ubay mendekat kepada Rasulullah saw maka beliau mengambil sebilah tombak dari Al-Haris ibnus Sumah. Rasulullah terlebih dahulu menggerak-gerakkan tombak itu sekali gerak hingga kami (para sahabat) semua menjauh bagaikan bulu onta yang berterbangan bila seekor onta menggerakkan tubuhnya. Kemudian Ubay dihadapi oleh Rasulullah dan beliau berhasil menusuknya di lehernya dengan sekali tusuk hingga Ubay bin Khallaf terjatuh berkali-kali dari kudanya. Teman-teman Ubay datang dan membopongnya, sedangkan dia menjerit-jerit seperti suara sapi jantan. Beberapa lama kemudian Ubay tewas.
Kemudian terus berdatangan pasukan musyrik untuk menyerang Rasulullah saw. Ibnu Ishaq mengatakan bahwa gigi seri Rasulullah saw dirontokkan, pelipis dan bibirnya dilukai oleh Atabah ibnu Abu Waqqas. Nafi ibnu Jubair menceritakan seorang Muhajirin menceritakan kisah bahwa dia ikut perang Uhud menyaksikan anak-anak panah bertaburan dari berbagai arah ke suatu tempat, sedang Rasulullah saw berada di tengah-tengah tempat itu, tetapi semua anak panah meleset dari nya.
Abu Bakar ra mengatakan dia melihat seorang lelaki sedang bertempur dengan gigihnya bersama Rasulullah untuk melindunginya, lalu aku (Abu Bakar) berkata “Mudah-mudahan engkau adalah Thalhah, mengingat aku sendiri tidak dapat melakukan karena ada halangan yang menghalangiku” (bertempur sendiri).
Saat itu antara aku (Abu Bakar) dan pasukan kaum musyrik terdapat seorang lelaki yang tidak aku nkenal. Dia berjalan dengan langkah yang tidak aku kenal tetapi cukup cepat. Setelah mendekat ternyata dia Abu Ubaidah. Ketika aku sampai kepada Rasulullah, ku jumpai gigi serinya rontok dan wajahnya terluka, dua mata rantai dari kerudung besinya melukai pipi beliau. Rasulullah saw bersabda “Kamu berdua harus menolong teman kamu” yang beliau maksud adalah Thalhah ra. Saat itu darah mengucur dari luka beliau maka kami tidak memperdulikan ucapan beliau.
Aku segera bersiap-siap mencabut kedua mata rantai itu dari wajahnya tetapi Abu Ubaidah berkata “Aku mohon kepadamu biarlah aku yang menangani ini”. Maka aku biarkan dia melakukan nya. Abu Ubaidah tidak suka mencabut dengan tangannya karena khawatir akan membuat Rasulullah kesakitan, maka dia mengigit dengan mulutnya. Ia dapat mencabut salah satu dari kedua mata rantai itu, tetapi bersamaan dengan itu satu gigi seri nya rontok, dan dia melakukan seperti itu lagi. Sejak itu Abu Ubaidah adalah orang ompong yang paling baik.
Setelah kami merawat dan mengobati Rasulullah saw kemudian kami menemui Thalhah ra yang berada di salah satu galian. Ternyata kami jumpai di tubuhnya kurang lebih 70 luka akibat tusukan tombak, pukulan pedang, dan lemparan panah. Kami jumpai pula jari telunjuknya terpotong. Maka kami urus jenazahnya.
Dalam riwayat lain dari Sahl ibnu Sa’d mengatakan wajah Rasulullah saw terluka dan gigi serinya rontok serta topi besi yang ada di kepalanya pecah. Maka Siti Fatimah ra mencuci darahnya dan sahabat Ali ra mengucurkan air dengan tameng, ketika Fatimah ra melihat bahwa air tidak dapat menghentikan darah, bahkan justru bertambah banyak; maka dia mengambil sepotong tikar lalu membakarnya hingga menjadi abu. Kemudian abunya ia tempelkan ke anggota tubuh yang luka, maka barulah darahnya terhenti.
Sumber: Tafsir Ibnu Kasir Jus 4 hal 216-225